Oleh: Timotius J
Setiap umat Kristiani terpanggil untuk terlibat dalam karya pewartaan Sabda sesuai dengan kharisma yang diterima dari Allah sendiri. Salah satu bentuk nyata panggilan kaum awam dalam karya evangelisasi adalah menjadi katekis.
STIPAS
Tahasak Danum Pambelum (TDP) adalah jawaban bagi tersedianya katekis di
Kalimantan umumnya dan teristimewa di Keuskupan Palangkaraya. Lembaga pendidikan tinggi ini telah
memberikan sumbangan berarti bagi karya evangelisasi di Borneo untuk satu
dasawarsa terakhir. Betapa tidak, dalam rentangan usia 12 tahun, STIPAS TDP telah meluluskan
329 orang katekis dari Angkatan I-IX. Para alumni tersebut melayani umat
dalam pengajaran iman, peribadatan, dan juga hal-hal praksis karya pastoral entah
di lembaga pendidikan sebagai guru Agama
Katolik maupun sebagai katekis di paroki.
Komitmen untuk terlibat dalam membangun Gereja dan masyarakat melalui
pelaksanaan pelayanan pendidikan kini kian terpacu dengan diterbitkannya
Keputusan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi No. 051/SK/BAN-PT/Ak
XV/S/II/2013 pada tanggal 14 Februari 2013. Program Studi yang ditawarkan STIPAS
TDP, yaitu Pendidikan Pengajaran Agama Katolik mendapat peringkat B. Pastor
Fransiskus Janu Hamu, Pr selaku Ketua STIPAS menyatakan bahwa semoga
sertifikasi ini dapat menambah keyakinan dan pengakuan masyarakat bahwa STIPAS mampu
melaksanakan pelayanan pendidikan serta
kegiatan-kegiatan pendukungnya
yang memenuhi Standar Pendidikan Nasional.
Lembaga
pendidikan tinggi ini merupakan milik Keuskupan Palangkaraya yang bernaung di
bawah Yayasan Tahasak Danum Pambelum. Pendirian STIPAS merupakan bagian dari
upaya Keuskupan Palangkaraya untuk memperkuat barisan tenaga pastoral awam
Katolik yang profesional, mandiri dan berdedikasi tinggi dalam menjalankan
pastoral sekolah dan pastoral umat bersama Hierarki Gereja Katolik. Awalnya, yayasan
ini mengelola PGAK Tahasak Danum Pambelum yang dimulai pada tanggal 21 Juli
1985. Kemudian, pendidikan tenaga guru Agama Katolik dan katekis ditingkatkan
dengan menawarkan Program Diploma Kateketik Pastoral yang berafiliasi dengan
Institut Pastoral Indonesia (IPI) Malang.
Pada
tahun 2002, penyelenggaraan pendidikan di lembaga ini berdiri sendiri dan statusnya
ditingkatkan menjadi Sekolah Tinggi Pastoral yang dikukuhkan
oleh Direktorat Jendral Bimas Katolik Departemen Agama RI pada tanggal 2
Desember 2002. Kuliah
perdana angkatan pertama tahun ajaran 2002/2003 dimulai pada tanggal 1 September 2002. Pada
tanggal 12 Maret 2012, Direktorat Jendral Bimas Katolik Kementrian Agama RI memperpanjang izin operasional STIPAS TDP.
Kampus dan Asrama: Satu Paket Pembinaan
Paus
Yohanes Paulus II menyebutkan bahwa para katekis adalah para pekerja yang
khusus, para saksi iman yang langsung, para evangelis yang tak tergantikan,
yang mewakili kekuatan dasar komunitas Kristiani. Menyadari posisi strategis
katekis dalam karya evangelisasi, pembinaan katekis kiranya diselenggarakan
sedemikian sehingga kelak mereka dapat menjalankan panggilannya dengan baik. Tentang
pembinaan katekis, di dalam Kitab Hukum Kanonik dikemukanan bahwa hendaknya para katekis disiapkan dengan semestinya
untuk dapat melaksanakan tugas mereka dengan sebaik-baiknya, yakni supaya
dengan diberikan pembinaan yang terus-menerus mereka memahami dengan baik
ajaran Gereja dan mempelajari secara teoretis dan praksis norma-norma yang khas
untuk ilmu-ilmu pendidikan (Kan. 780).
Sejalan dengan himbaun Paus Yohanes Paulus II dan isi
Kanon tersebut, STIPAS TDP menekankan pembinaan karakter pribadi para calon (personal character
building). Karakter pribadi yang menjadi sasaran pembinaan adalah kedisiplinan
pribadi dalam nuansa Kristiani yang syarat bernafaskan kasih dan pengorbanan
diri sehingga menghasilkan guru Agama Katolik dan katekis paroki yang mampu
mengembangkan potensi dasarnya, mampu menyesuaikan diri dengan
perubahan-perubahan dan dapat menggunakan teknologi komunikasi dan informasi
serta peduli dan tanggap terhadap masalah yang dihadapi masyarakat.
Dalam
rangka mencapai tujuan tersebut, STIPAS TDP menjalankan pola pembinaan kampus
dan asrama sebagai satu paket pembinaan. Para calon katekis wajib tinggal di
asrama yang disiapkan lembaga. Ada empat unit asrama yang disiapkan, dua unit
untuk putra dan dua unit untuk putri. Dengan demikian, proses pembinaan dan
pendampingan lebih terarah dan berkesinambungan antara kampus dan rumah studi (asrama) yang difokuskan pada pembinaan akademis,
bimbingan konseling, pengembangan minat dan bakat, dan pegembangan soft
skills.
Untuk menunjang proses pembinaan, STIPAS TDP memiliki sarana dan prasarana
yang cukup seperti ruang praktik komputer, ruang perkuliahan nyaman dengan LCD
permanen, dan jaringan internet Wi-Fi/tanpa kabel yang dapat diakses oleh mahasiswa. Dengan fasilitas yang tersedia,
para mahasiswa juga mengembangkan diri melalui beberapa kegiatan
ekstrakurikuler seperti mading, paduan suara, olah raga, seni tari, band, musik
tradisional, komputer, Bahasa Inggris,
menjahit dan berkebun.
Sadar Konteks
Sejak
awal berdirinya, lembaga pendidikan tinggi ini menyelenggarakan pembinaan sadar
konteks. Hal ini dapat disimak dari visinya, yaitu terwujudnya lembaga STIPAS
yang menghasilkan tenaga pastoral sekolah dan pastoral umat yang
beriman, profesional, mandiri,
berdedikasi tinggi, dan terlibat aktif dalam pelestarian budaya dan
lingkungan hidup. Nama lembaga ini pun diambil dari kearifan tradisi setempat,
yakni Tahasak Danum Pambelum yang berarti sumber air kehidupan. Demikian pun lambang
lembaga juga diambil dari kekhasan budaya setempat, seperti perisai (alat perang untuk melindungi diri dari
serangan musuh yang dalam bahasa setempat disebut telabang), tempayan (tempat
untuk mengisi air untuk orang Dayak Kalimantan Tengah) dan tujuh Aliran Sungai yang menunjukkan tujuh
sungai besar yang berada di wilayah Keuskupan Palangkaraya yang memberikan
kesuburan kepada alam sekitarnya.
Menurut
BPS Provinsi Kalimantan Tengah 2011, umat Katolik di propinsi ini berjumlah 76 419 jiwa (3,38% dari
total penduduk). Meski demikian, jumlah imam yang melayani masih kurang
sebagaimana ditandaskan oleh Bapak Uskup Keuskupan Palangkaraya, Mgr.
Sutrisnaatmaka ketika meresmikan gedung baru STIPS pada Juli 2014 yang lalu.
Karena itu, STIPAS diharapkan mampu menyiapkan agen-agen pastoral untuk
menjawabi kebutuhan umat akan pelayanan pastoral. Memang, Gereja universal mengakui
pentingnya keterlibatan awam dalam karya pewartaan. Misalnya, dalam Ecclesia in Asia 45 dinyatakan bahwa di mana kehadiran
petugas pastoral tertahbis masih belum memadai, kaum awam, dalam hal ini para katekis
tampil sebagai garda depan.
Salah
satu point yang ditekankan oleh Keuskupan Palangkaraya dalam Arah Dasar Keuskupan untuk jangka waktu 5 tahun
(2012-2017) adalah beriman mandiri, artinya memiliki kemampuan dan kepercayaan
diri untuk membangun dan mengembangkan Gereja di Keuskupan Palangkaraya
meskipun tetap memerlukan batuan dari berbagai pihak; tetapi tidak
menggantungkan diri pada pihak lain. STIPAS merealisasikan niat luhur itu dengan
menghasilkan katekis yang siap mejawabi kebutuhan agen pastoral di Keuskupan
Palangkaraya.
Sebagai bentuk pembinaan katekis yang sadar
konteks, para mahasiswa dilibatkan dalam berbagai karya pastoral nyata. Keterlibatan
para mahasiswa dalam berbagai karya pastoral nyata merupakan kesempatan belajar
mengabdi dan melayani sesuai dengan kebutuhan konteks pastoral. Karena itu,
dosen-dosen yang menangani komisi-komisi di keuskupan melibatkan mahasiswa
dalam menjalankan kegiatan-kegiatan tertentu, seperti pendampingan rekoleksi
untuk anak, remaja dan kaum muda, pelatihan bagi para pembina Sekami, merekam
lagu dan gerak untuk kegiatan Bina Iman Anak dan Remaja. Mereka juga dilibatkan
dalam berbagai kegiatan di lingkungan bersama umat dan pada semester
ketujuh mejalani praktek pastoral (KKN)
selama enam bulan di paroki. Keterlibatan
dalam karya pastoral nyata kemudian direfleksikan dalam bentuk laporan dan skripsi
mahasiswa merupakan hasil penelitian dalam konteks pastoral Keuskupan
Palangkaraya.
Setiap umat Kristiani terpanggil untuk
terlibat dalam karya pewartaan Sabda sesuai dengan kharisma yang diterima dari Allah
sendiri. Salah satu bentuk nyata panggilan kaum awam dalam karya evangelisasi
adalah menjadi katekis. STIPAS TDP Keuskupan Palangkaraya telah dan akan selalu
siap menjadi rumah bagi siapa saja yang hendak menanggapi panggilan istimewa
tersebut. (Diolah dari berbagai sumber)